Bagi penderita berbagai gangguan jiwa, terapi perilaku merupakan salah satu cara untuk mengatasinya. Dalam payung luas terapi perilaku, banyak bentuk terapi yang disesuaikan dengan kondisi psikologis pasien. Tujuan dari ini untuk mengubah sifat yang tidak benar atau berpotensi merusak diri sendiri. Dalam prinsip terapi perilaku, semua perilaku negatif yang disebabkan oleh gangguan jiwa dapat diubah menjadi lebih baik. Fokus terapi ini adalah pada kondisi saat ini dan masalahnya, termasuk bagaimana mengubahnya.
Jenis Terapi Perilaku
Atas dasar masalah psikologis yang dialami, bentuk terapi perilaku dapat diperlakukan secara berbeda. Apalagi masalah psikologis tidak mudah untuk ditangani. Beberapa bentuk terapi perilaku adalah:
Terapi Perilaku Kognitif
Ini adalah kombinasi dari terapi perilaku dan kognitif. Penekanannya adalah pada pemikiran dan keyakinan seseorang yang sangat mempengaruhi cara dia bertindak.
Biasanya, terapi perilaku kognitif berfokus pada masalah yang dialami pasien dan cara mengatasinya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengubah pola pikir dan perilaku seseorang menjadi lebih sehat.
Mainkan Terapi Perilaku Kognitif
Paling sering, terapi bermain perilaku kognitif atau terapi bermain perilaku kognitif diterapkan pada anak-anak. Terapis pertama-tama akan melihat apa yang tidak disukai atau tidak dapat diungkapkan oleh anak. Ketika terapi selesai, anak-anak dapat memilih mainan dan bermain sesuka mereka.
Berdasarkan pengamatan ini, terapis akan memberikan beberapa saran untuk meningkatkan komunikasi dengan bayi. Tidak bisa sama untuk semua anak karena keadaan mereka berbeda.
Desensitisasi Sistematis
Ini adalah terapi perilaku yang berfokus pada sifat awal. Biasanya ini diambil untuk mengobati fobia tertentu. Orang dengan fobia diajarkan untuk menanggapi rasa takut dengan relaksasi. Setelah dikuasai, terapis perlahan-lahan akan menghadapi fobia dengan dosis yang meningkat sambil mempraktikkan teknik relaksasi.
Terapi Keengganan
Secara umum, terapi keengganan digunakan untuk mengobati masalah kecanduan atau gangguan alkoholisme. Cara kerjanya adalah mempelajari stimulus yang diinginkan tetapi tidak sehat dengan stimulus yang sangat, sangat tidak menyenangkan. Stimulus yang tidak menyenangkan ini akan menimbulkan ketidaknyamanan di kemudian hari. Misalnya, orang-orang yang merasa sulit untuk mengendalikan kecanduan alkohol mereka diajarkan untuk menghubungkannya dengan kenangan buruk dari masa lalu.