Buah Kelapa, Selain Dagingnya, Airnya Juga Bermanfaat !


Kelapa merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak digunakan di Indonesia. Dapat digunakan sebagai minuman, santan, minyak bahkan sebagai keset. Namun, manfaat buah kelapa tidak berhenti sampai di situ. Ada banyak nutrisi di dalamnya yang menyimpan khasiat untuk kesehatan.

Fase pertumbuhan kelapa dan nilai gizinya

Dilihat dari tahap pertumbuhannya, buah kelapa dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama berlangsung dari biji buah yang baru berkecambah hingga berubah warna menjadi hijau cerah. Kelapa pada tahap ini hanya mengandung air dan tidak mengandung lemak dan belum siap untuk dikonsumsi.

Kelapa kemudian memasuki fase dua saat berumur 8 bulan. Biasa disebut kelapa muda, kulit kelapa mulai tampak berwarna kekuningan atau kecoklatan pada tahap ini. Rasa airnya menjadi lebih manis dan daging putihnya kini bertekstur kenyal.
Pada bulan kesebelas hingga dua belas, kelapa berwarna coklat dan daging di dalamnya mengeras dan memiliki banyak lemak. Kandungan air di dalamnya juga mengalami penurunan.

Sebagai sumber elektrolit

Air kelapa muda merupakan alternatif yang baik untuk minuman olahraga atau elektrolit karena kandungan potasium atau potasiumnya yang tinggi. Buah kelapa juga memiliki komposisi karbohidrat yang lebih rendah daripada kebanyakan minuman olahraga. Ini bagus untuk atlet yang berusaha menjaga asupan gula tetap rendah, tetapi tetap ingin terhidrasi dengan cepat setelah aktivitas berat. Air kelapa juga merupakan sumber hidrasi yang baik untuk olahraga ringan karena rendah gula.

Studi telah membandingkan air kelapa dengan minuman olahraga biasa dan air putih. Meskipun tidak ada perbedaan, air kelapa menyebabkan efek mual dan kenyang yang lebih sedikit, sehingga para peserta dapat minum lebih banyak.

Menurunkan Tekanan Darah

Kandungan potasium yang tinggi dalam air kelapa dipercaya dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah penelitian menjelaskan khasiat air kelapa dengan menguji partisipan yang diberi air kelapa selama dua minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik peserta (tekanan arteri berdasarkan detak jantung) adalah 71 persen lebih rendah dan tekanan darah diastolik mereka (tekanan darah arteri ketika ada jeda antara detak jantung) 29 persen lebih rendah.