Mengenal Perilaku Penguntit Atau Sebutannya Stalking


Meski sering diungkapkan dalam lelucon sehari-hari, menguntit itu serius dan merusak. Penguntit pada dasarnya adalah penjahat karena mereka dapat memiliki konsekuensi serius bagi korbannya. Sementara kecenderungan menjadi penguntit lebih sering terjadi pada pria, hal sebaliknya bisa terjadi. Tujuannya agar korban merasa tidak aman bahkan mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya.

Mengenali perilaku menguntit

Ada batas antara hanya ingin tahu atau ingin tahu tentang kehidupan seseorang dan menguntit. Siapapun dapat melakukan ini, untuk tujuan yang berbeda. Dimulai dari orang terdekat hingga orang asing yang tidak dikenal sebagai selebriti. Lalu bagaimana membedakan perilaku yang hanya bodoh dan menguntit? Berikut beberapa indikatornya:

Panggilan untuk mengirim email dan mengobrol

Hal pertama yang akan dilakukan penguntit adalah terus menelepon, mengirim email, atau mengirim SMS, tergantung pada akses yang tersedia. Meski interaksi ini hanya jalan satu arah, mereka tak segan-segan melanjutkan bombardir. Jika target keberatan dan meminta pelaku untuk berhenti, tetapi tidak berhasil, itu bagian dari pengintaian, tentu saja.

Ikuti dan periksa

Perilaku penguntit lainnya adalah mengikuti kemanapun target bergerak. Ini bahkan dapat terjadi setiap hari, terlepas dari waktunya. Pergerakan terus dipantau dan dilacak. Jika itu mengganggu Anda dan Anda merasa terancam, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib.

Komunikasi melalui saluran lain

Setelah Anda menutup akses untuk berinteraksi dengan pelaku, jangan heran jika penguntit masih bisa menghubungi Anda. Dimulai dengan membuat akun palsu di media sosial, melalui teman atau melalui anggota keluarga Anda. Mereka juga sangat mudah untuk membuat alamat email baru untuk mengirim pesan yang tidak diinginkan.

Perilaku merusak

Penguntit juga dapat merusak properti atau rumah target. Tujuannya adalah untuk mendapatkan perhatian target. Biasanya, tindakan ini dilakukan setelah korban secara eksplisit meminta untuk berhenti mengikuti atau menghubungi mereka.

Peluncuran ancaman

Ini bukan lagi strategi baru bagi seseorang yang menguntit untuk membuat ancaman. Mereka tidak segan-segan mengatakan akan melakukan sesuatu yang berbahaya jika tidak mendapat jawaban. Mengancam orang lain untuk membuat mereka merasa tidak aman adalah menguntit.

Tidak peduli seberapa acuh tak acuh seseorang, perilaku menguntit ini tetap bisa mengganggu. Bahkan, korban mungkin ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Kegiatan menjadi kacau.