Pernahkah Anda menahan diri untuk tidak pergi ke dokter saat Anda sakit dan membutuhkan bantuan? Atau mungkin penundaan pekerjaan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat? Jika Anda melakukannya, itu bisa menjadi tanda sabotase diri. Jika tidak segera diubah, kebiasaan buruk ini dapat mencegah Anda membuat kemajuan dan berdampak negatif pada hidup Anda secara keseluruhan.
Tanda-tanda bahwa seseorang menyabotase dirinya sendiri
Tanda-tanda seseorang sedang menyabotase dirinya sendiri bisa dilihat dari sikap dan perilaku yang Anda tunjukkan. Beberapa tanda mungkin terlihat jelas, tetapi beberapa sulit dikenali. Berikut adalah beberapa sikap dan perilaku yang mungkin mengindikasikan bahwa Anda menyabotase diri sendiri:
Menyalahkan orang lain ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana
Orang yang menyabotase diri sendiri sering menyalahkan orang lain ketika menghadapi suatu masalah. Padahal, masalah bisa muncul dari sikap dan perilaku Anda sendiri. Misalnya, pasangan Anda mungkin terlibat dalam perilaku yang bisa berdampak buruk bagi hubungan.
Merasa bahwa dia tidak dapat mengubahnya, Anda memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Ini menunjukkan bahwa Anda menyabotase diri sendiri untuk belajar dari pengalaman dan tumbuh bersama pasangan Anda. Bisa jadi sikap dan tindakan Anda berkontribusi pada perilaku buruk pasangan yang sering terjadi.
Memilih untuk menjauh jika keadaan tidak berjalan dengan baik
Memilih untuk pergi ketika keadaan tidak berjalan dengan baik adalah tanda sabotase diri. Berhenti terkadang merupakan keputusan yang bijaksana, tetapi tanyakan pada diri Anda apakah Anda benar-benar melakukan yang terbaik. Sabotase diri biasanya terjadi karena Anda takut akan konflik atau kritik. Ingatlah bahwa melarikan diri dari masalah hanya akan membuat Anda meragukan kemampuan Anda dan mencoba untuk meningkatkan.
Menunda tugas atau kegiatan
Menunda tugas atau pekerjaan adalah tindakan sabotase diri. Misalnya, Anda mungkin siap untuk suatu pekerjaan tetapi memilih untuk menghindarinya dengan melakukan aktivitas lain, seperti bermain gadget, menonton film, atau tidur siang.
Kesulitan mengkomunikasikan kebutuhan
Banyak orang memilih untuk mengesampingkan kebutuhan mereka sendiri demi orang lain. Ini adalah tanda bahwa Anda menyabotase diri sendiri. Sikap dan perilaku tersebut dapat terjadi dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, pertemanan, hubungan dengan pasangan.
Misalnya, antrian Anda tiba-tiba disambar orang lain saat berbelanja di mini market. Sebenarnya saat itu Anda sebenarnya sedang terburu-buru karena ingin menghadiri rapat penting, namun Anda memilih untuk tetap diam dan membiarkan orang tersebut masuk hingga akhirnya Anda datang terlambat untuk rapat.
Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan sabotase diri?
Cara menghilangkan kebiasaan sabotase diri adalah dengan mengingat dan menganalisis perilaku yang cenderung merugikan diri sendiri saat sedang stres. Kemudian latih diri Anda untuk merespons dengan cara yang lebih sehat, seperti berbagi cerita dengan orang-orang tepercaya, berolahraga, atau mengembangkan hobi baru.
Jika Anda sedang berjuang untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan membantu menyelesaikan masalah dan menghilangkan kebiasaan sabotase diri.